Thursday, July 19, 2007

Laki-laki Versi Anjing Pitkam

Setelah beberapa post yang saya buat kemarin bercerita tentang hal-hal yang berbau serius, kini saya kembali menulis sebuah post yang sedikit nyeleneh. Kenapa dibilang nyeleneh, karena saya akan menganalogikan karakakter anjing dengan sifat laki-laki.

Beberapa waktu lalu saya dan anak-anak majalah Maxim datang kesebuah kampung di wilayah Banjaran untuk meliput pertarungan antara anjing ras dengan babi hutan (bagong). Jangan salah, jenis anjing yang akan bertarung melawan bagong disini bukanlah anjing sembarangan, tapi berjenis pitbull. Tahu sendiri dong jenis ini segarang apa, lihat mukanya saja sudah membuat saya jiper. Namun uniknya, ternyata ada beberapa anjing perserta bukanlah jenis pitbull asli, tapi justru hasil perkawinan antara pitbull asli Amerika dengan anjing kampung, yang dikenal dengan jenis pitkam alias pitbull kampung.

Arena dengan luas 5 x 5 meter persegi itu bak menjadi ladang pembantaian. Bagaimana tidak, seekor bagong liar diterjang oleh puluhan bahkan ratusan anjing pembunuh berdarah dingin. Puluhan anjing yang hadir pada siang itu, saling bersautan menggonggong seperti menunjukan siapa yang paling ganas. Meski sudah dirantai dengan tambang jangkar kapal laut dan diikat ke sebuah tiang, tetap saja anjing-anjing besar itu tidak sabar untuk segera memasuki arena dengan terus melakukan gerakan-gerakan seperti yang akan menyerang musuhnya. Saya yang saat itu berada ditengah-tengahnya, sedikit merasa ketakutan juga, takut anjing itu lepas dan menerkam saya. Ternyata dugaan saya itu memang menjadi kenyataan, beberapa ekor anjing sempat lepas, namun anehnya mereka tidak menyerang saya dan ratusan penonton lainnya, arah lari mereka malah menuju ke pintu masuk arena. Sepertinya mereka sudah tahu, bahwa musuhnya itu ada di dalam bukanlah kita manusia-manusia penakut ini.

Perasaan saya bercampur aduk antara takjub dengan kekuatan dan kejantan si anjing pitbull ataupun pitkam, serta merasa kasihan dengan si bagong yang selalu saja terpojokan bahkan sekali-kali terdengar rintihan perih yang memekikkan telinga tanda si bagong kesakitan. Kekuatan anjing-anjing itu sangatlah besar, terbukti si pemilik kadang kerepotan ketika harus menarik masuk atau menarik keluar anjing-anjing itu dari dan ke arena. Saya sempat tersenyum membayang kan bagaimana jadinya ketika sosok-sosok artis kita seperti Nicky Tirta, Rafi Ahmad dan Glen Alinski menarik salah satu anjing Pitbull yang ada. Para pemiliknya pun yang rata-rata berbadan kekar dan bermuka preman pun tetap saja kesulitan mengendalikan anjing-anjing yang sudah haus akan darah segar itu.

Begitu salah satu anjing berpengalaman dan memiliki mental pembunuh memasuki arena pembantaian. Ketika kalung pengaitnya dilepaskan, si anjing langsung menerjang babi hutan yang berada dalam kubangan lumpur. Taring atau sihung tajam bagong bukanlah penghalang untuk mengurunkan niat si anjing untuk menerkam bagong malang tersebut. Gonggongan dan gigitan si anjing pada kuping si bagong berjalan harmonis, gonggongan yang menyalak keras terbuktikan dengan gigitan si anjing yang sulit dilepaskan. Bahkan untuk melepaskan gigitan si anjing, para wasit yang berjumlah kurang lebih 3 orang itu, harus menggunakan mengungkit yang terbuat dari kayu agar gigitan si anjing mau lepas dari kuping si bagong.
Bedanya dengan anjing penakut dan pemula, gonggongan dan keberanian untuk menerkam si bagong tidak berjalan harmonis. Mereka hanya bisa menggonggong diluar arena seperti ingin membuktikan merekalah yang terhebat, namun ketika sudah dimasukan kedalam arena, gonggongan mereka bukan lagi sebagai tanda keberanian tetapi berubah menjadi tanda meminta ampun dan meminta pertolongan untuk segera dibawa keluar dari arena bertanding. Hahaha... saya tertawa saja melihatnya, karena baru kali ini saya melihat ada anjing bertampang sangar penakut.

Lebih lucu lagi ketika ada seekor anjing pitkam dimasukan kedalam arena, ketika rantai pengaitnya dilepaskan, awalnya si anjing berlari kencang siap menerkam tapi ketika kakinya menginjak lumpur, dia membantalkan niatnya untuk menerkam, si anjing malah kembali ke si pemiliknya. Disini saya kembali tertawa, karena anjing pitkam itu ternyata takut air hahaha... Ada satu cerita lagi yang saya lihat dari dalam arena, ternyata beberapa anjing pitkam pemula berani menerkam bagong, maunya ditemani oleh beberapa anjing lainnya. Jadi beraninya main keroyokan, dan lucunya ketika dia sudah berhasil menggigit salah satu kuping si bagong, kemudian si anjing kembali menyalak pertanda dia merasa paling hebat. Puiih ... beraninya main keroyokan kok merasa paling hebat saja.

Diakhir pertandingan yang berlangsung hampir dua jam lebih itu, saya baru mengetahui dari salah satu peserta, bahwasanya ternyata bagong yang dari tadi meringis kesakitan dan selalu menjadi bulan-bulanan para anjing, sedang dalam keadaan hamil. Rasa iba pun tiba-tiba muncul begitu saja, tak terbayangkan bagaimana perasaan suami dan orang tua si bagong jika mengetahui salah satu anggota keluarganya telah menjadi korban kebiadaban para “preman pasar”.

Kini saatnya saya menganalogikan karakter-karakter anjing yang tadi saya ceritakan diatas dengan karakter-karakter para laki-laki.

Kalau karakter laki-laki berpengalaman, pemberani dan tidak No Action Talk Only (NATO) akan dengan gagah berani menghadapi setiap permasalahan hidup. Mau itu masalah sosial, ekonomi ataupun masalah percintaan dengan wanita, laki-laki sejati akan dengan elegan menghadapi setiap masalah itu untuk segera menyelesaikannya. Ini digambarkan dengan sosok anjing bernama Kocu, tampilannya tenang, namun ketika menggonggong dia paling keras, dan ketika turun ke arena, dialah yang paling berani menerjang lawan dan gigitannya pun paling susah dilepaskan.

Lalu bagaimana dengan laki-laki dengan kategori feminim yang bertopeng maskulin, yang hanya bisa berbicara tanpa isi dan bukti nyata, tidak bersedia keluar dari zona kenyamanan, tidak memiliki target atau tujuan hidup, tidak memiliki motivasi dan semangat hidup, dan memiliki jiwa penakut tidak berani berkompetisi hingga mengeluarkan keringat darah.

Mereka inilah tipe-tipe anjing pitkam yang hanya bisa menggonggong keras diluar arena, namun saat masuk ke arena tidak memiliki nyali untuk bertarung, malah sama air saja takut. Kalaupun pun harus berani maju, beraninya main keroyokan dibantu oleh teman-temannya.

Jadi hei para wanita, sekarang terserah kalian mau memilih yang mana. Laki-laki pemberani dengan memiliki tujuan hidup atau laki-laki penakut yang hanya ingin selalu hidup enak dan hanya mementingkan hasilnya saja. Perlu diketahui si Kocu anjing jawara sore itu saja memerlukan puluhan pertandingan (proses) untuk menggapai kemapanan dan popularitas seperti sekarang ini. Ingat ya hidup ini keras tidak mudah, butuh perjuangan dan pengorbanan. Dan laki-laki sewajibnya harus memiliki mental demikian, biar tidak menjadi laki-laki yang lemah karena problema hidup.

2 comments:

Anonymous said...

Pas km bilang mau nulis yg beda dg yg sudah2...kupikir km beneran akan nulis sesuatu yg beda.
Pas mulai baca, kupikir km akan berfilosofi.

Ternyata tulisan yg ini sama aja dengan yg udah2, kecuali sekarang objeknya "saya" bukan lagi "aku".
Knp kubilang sama? Karena ujung2nya adalah penekanan akan pentingnya PROSES. Dah di berapa tulisan coba km nyebutin hal itu?

Kesamaan lain adalah dengan diajukannya pertanyaan pada kaum wanita akan lelaki jenis mana yg akan dipilih. Seolah2 semua wanita itu mementingkan hasil saja dan tidak menghargai yg namanya proses. Sebuah generalisasi.

Jadi, wanita mana si yg meragukan keberanian km dalam bertarung di arena kehidupan ini?

Cheers,

Tata

Anonymous said...

Mau nambahin comment nya tata ah... Mungkin bukan wanita mana yg ragu ta, mungkin emang si penulis nya yang ragu.. Kalo ga ragu ngapain juga dia nulis berulang2! Atau mungkin ada kenangan buruk dengan "PROSES" yg dia maksud... jadi dia selalu mengulang2 topik ini?