Friday, June 29, 2007

Pernah Menjilat Jempol Kaki Cewek Lo?

Keenam sahabat ku dikelas tiga SMA sembilan Bandung, mempunyai perilaku yang hampir sama, saat itu kita sama-sama tergila-gila terhadap sesuatu yang berbau seks. Dan labotarium praktek seks kita saat itu tidak lain dan tidak bukan adalah rumah pacar kita masing-masing.

Namanya juga anak SMA yang baru merasakan segala sesuatunya untuk pertama kali, jadinya semuanya terasa begitu menarik dan ketagihan. Ialah siapa yang tidak ingin memegang toket untuk yang kedua kalinya, pastinya ingin lagi dan lagi kan!

Lucunya saat dikelas, kita berenam itu selalu membahas apa yang telah kita lakukan dihari sebelumnya, tentunya dengan pacar kita masing-masing. Biasanya obrolan panas tersebut dibuka sama si Tanjung dan si Tunge, dengan semangat mereka menceritakan teknik-teknik peting yang telah mereka lakukan dihari sebelumnya. Makin lama pembicaraan mengenai selangkangan ini semakin seru karena ditambahi obrolan berbau seks lainnya oleh ku dan ketiga temanku yang lainnya.

Aku menyuruh mereka untuk mencoba menjilati jempol kaki pasangannya. Aku bilang “pacar lo bakal pada menggelinjang” hihi.. “soalnya kemaren si bunga (bukan nama sebenarnya) pas aku jilatin jempolnya ngeluarin desahan-desahan aneh”. Dengan penjelasan ku yang didramatisir itu mereka semakin penasaran ingin mencobanya, dan semakin gelisah menunggu bunyi bel jam pulang. Aku bisa lihat hal itu, dari mimik muka mereka yang merem melek merah jambu. Si Gorila tidak mau kalah, dia mempraktekan cara cepat membuka pengait bra dengan hanya menggunakan satu tangan yang dipraktekannya pada pengait jam tangan, dia jamin cara tersebut lebih praktis dari pada teknik sebelumnya. Si Wayang nyeletuk “cara lo Ril, memang lebih praktis, tapi kalau toketnya sebesar sugenaky (susu segede nasi kentucky) mah susah uy” dia menambahkan lagi “kalau toketnya sebesar itu sih (sambil nunjuk ke arah si Ucan teman gue yang memang terkenal dengan toketnya yang aduhai) gue juga pasti bisa”. Padahal aku pikir kalau toketnya kecil sih nggak usah bingung ngebuka bra, itu mah tinggal diperosotin juga lepas hehe..

Belum lagi cerita si Tunge, yang menceritakan skenario agar dia bisa tetap berciuman dengan pacarnya disaat suasana rumah sedang tidak kondusif. Kata si Tunge “kalian tinggal pergi saja ke dapur, pura-pura bikin indomie, nah disitulah kesempatan kalian berciuman” “atau tunggu saja pas mamahnya lagi shalat, pasti bisalah cipika cipiki beberapa menit mah” begitu saran si Tunge kepada kita-kita. Cerita si Abah lebih parah lagi, meski dia saat itu belum punya pacar, tapi tetap saja kebutuhan biologisnya bisa terpenuhi. Caranya, dia bersama teman-temannya yang lain sambil menunggangi mobil bapaknya, jalan-jalan mencari wanita yang baru keluar dari sebuah club yang ada di sekitaran jalan Braga di Minggu malam. Kata si Abah biasanya wanita-wanita itu mau saja naik ke mobilnya, asal si Abah mau mengantar mereka pulang, sebagai tanda terimakasih si Abah diberikan service gratis oleh wanita-wanita itu di dalam mobil. Kalau kata si Tanjung “kalau mau aman, kalian ajak aja cewek kalian nonton di Regent” “soalnya bayarnya Cuma 7500 perak” “banyak kok anak SMA lain yang pada pacaran disitu”. Aku yakin kalian yang SMAnya sekitaran angkatan 95-05 pasti pernah nonton di Regent kan haha.. ketahuan. Tapi setuju kan kalau Regent diberi predikat sebagai bioskop mesumnya anak SMA Bandung.

Begitu terus tiap hari, anehnya bahasan tentang selangkangan sampai hari ini pun tidak pernah ada habisnya. Setiap detik seorang pria bisa menghayal tentang seks, meski itu hanya dirangsang oleh tali bra yang terlihat dari balik kain seragam anak SMA. “Apalagi kalau branya warna item” si Tunge nambahin lagi. “Tapi bra warna kulit juga bagus ah apalagi yang ada rendanya, kelihatan seksi aja gitu” eh si Gorila ikut-ikutan nambahin. Udahan ah nggak akan habis-habis, tapi mending kalau … ye udahan ah tuh udah bel, cepetan pulang kan mau ngejilatin jempol haha …

3 comments:

Anonymous said...

Gambarnya keyeee...nnn..!
Isinya cukup untuk membuka wawasan tentang realita di sekitar kita.

Tapi....
Masih ada 'aku' dan 'gue'. Di par 1 ditulis nya 'saat itu' tapi di par akhir 'sampai hari ini', trus kalimat terakhir 'udah bel'.

Trus km dah pake kata toket, selangkangan, gelinjang... kenapa pake kata bra dan sex? Kurang sekufu rasanya.. hehehe...yg kaffah dunk Ri.. =)

chichi cantik & jahat said...

Regent bioskop selingkuh lagi ri..

Anonymous said...

wkakakakak ari-ari ada2 aja...
tnyata 'dont judge book by it cover' tuh bner yups, ari yg kliatan calm watu SMA,bisa jg crita gnian,coba neng tika baca yuph!! =D