Wednesday, June 27, 2007

Malam Pertama

Mau tahu cerita malam pertama versi seorang wanita cantik berkerudung. Tapi sebelum gue bercerita ke sana gue pengen menggambarkan dulu sosok wanita ini, yang kabarnya penggemarnya banyak banget di seantero Bandung. Jujur aja, gue juga termasuk salah satu penyuka dirinya.

Wanita ini adalah cermin wanita ideal. Kalau dilihat dari sunnah rasul mengenai syarat memilih calon istri, wanita ini bernilai sangat memuaskan. Andai gue boleh memasang fotonya, pasti kalian pun akan mengangguk setuju. Banyak cerita dibalik kisah cinta dia, sedikit yang gue tahu salah satunya, dulu setiap kali dia pacaran sama teman gue (mantannya dia) katanya beberapa orang yang tak dikenal suka menguntit dia kemanapun dia pergi. Misalnya kalau dia lagi pergi ke Punclut Lembang, secara tiba-tiba mamanya telepon menanyakan keberadaan dia yang sedang berada di wilayah ujung utara Bandung itu. Padahal sepengetahuan dia, tidak ada orang lain yang tahu tentang kepergian dia kesana kecuali pacarnya sendiri yang saat itu memang sedang bersamanya.

Selidik punya selidik, ternyata informasi yang diperoleh mamanya berasal dari investigasi yang dilakukan oleh beberapa intel anak buah ayahnya. O.. pantes saja dia diikutin terus, ayahnya penggede di Jalan Trunojoyo Jakarta. Ngomong-ngomong masalah wajar nggak wajar sih itu subjektif banget. Kalau kata gue sih wajar saja, soalnya orang sekelas dia memang sayang kalau sampai tergores, terlalu mulus haha..

Makanya saat dia bercerita tentang malam pertamanya, gue agak-agak nggak konsen menyimaknya. Jelas nggak konsen, dia bercerita sambil meragakan gerakan-gerakannya juga. Gebleg pikir gue, wanita cantik seperti dia mampu bercerita dengan seekstrim itu. Gue pikir wanita berkerudung mah sopan santun dan tutur bahasanya dijaga, tapi dia, mampu menyampaikan pesan malam pertamanya dengan gamblang layaknya seorang monolog sekelas Butet Kertarajasa. Tidak pudar rasa kagum gue kepadanya, gara-gara dia memeragakan gerakan-gerakan penuh erotika tersebut. Justru gue salut padanya, dia mampu menunjukan sisi lain dari sosok wanita berkerudung yang terkesan anti kepada hal-hal berbau seks. Dapat disimpulkan kalau ternyata wanita yang berkerudung pun ternyata manusia biasa.

Iseng gue tanya rasanya bagaimana, satu kata dia jawab, SAKIT! haha.. Awalnya memang sakit dia bilang, tapi lama-lama menjadi enak dan semakin enak banget, “yakin deh kalian pasti akan ketagihan” begitu ujarnya.

Nggak kebayang gimana enaknya jadi suami dia (?) Mungkin kalau ditanya sama suaminya, neng itu punya siapa? punya Aa, kalau yang ini punya siapa? punya Aa juga. Ah aa banyak nanya, sok atuh mangga kalebet, tong isin-isin kan sadayana oge tos janten kagungan Aa. Aduuuuuuuuuuuuh Gusti... surga dunia memang ada pada wanita, jadi pengen nikah.

2 comments:

Anonymous said...

1. Ilustrasi gambarnya bagus! Pas!

2. par.2: "Kalau dilihat dari sunnah rasul mengenai syarat memilih calon istri, wanita ini bernilai sangat memuaskan."
==> tp sebagai istri, kalau dilihat dr sunnah rasul, nilainya sangat tidak memuaskan, ya? Katanya kan apa yg terjadi di malam pertama dan malam2 selanjutnya ga boleh dicritain.. Beserta simulasi pula. Ke cowok pula. (kamu cowok kan Ri?)

Tadinya ku pengen berpikir ini hanya fiktif belaka, tapi satu kata "SAKIT" menjadikannya begitu realistis.

membuatku ngelus dada...

dibawahgarisekuator said...

Naon hubunganna coba jilbab jeung seks?
Eweuh.................
ngan urang indonesia weh mikirna araraneh....
seks mah ti baheula ge ngeunah... lamun teu ngeunah mah moal aya budak...
kecuali di perkosa....
hah....
aya-aya wae...