Hampir duapuluh tahun sudah aku mengenal Persib Bandung, banyak sekali suka duka yang telah aku lalui disaat aku menonton Persib ke Stadion Siliwangi. Beberapa kali aku bolos sekolah untuk mengantri beli tiket Persib yang terkenal paling mahal se Indonesia.
Namun terkadang sering kali pengorbanan ku untuk mendukung Persib selalu dibayar dengan kekalahan, saat itu kami para bobotoh mengekspresikan kekecewaan dengan mengamuk mengejar mobil berplat nomer Jakarta. Aku juga bingung, kenapa harus mencari-cari mobil berplat nomer Jakarta, padahal saat itu Persib tidak sedang bermain melawan Persija Jakarta. Tapi kebencian kami, terhadap tim ibu kota itu selalu saja muncul dikala Persib mengalami kekalahan, ya aku termasuk diantaranya. Puluhan ribu pendukung persib memenuhi jalan protokol, sambil berjalan mereka bernyanyi VIKING BONEK SAMA SAJA, ASAL JANGAN THE JACK, THE JACK ITU ANJING. (Tapi kalau Persebaya berani menelikung Zaenal Arif secara tidak fair, artinya Persija dan Persebaya sama-sama asu).
Seluruh Pasukan Anti Huru Hara berpakain lengkap sudah berjaga-jaga. Mereka sepertinya sudah gatal ingin membalas tindakan-tindakan kami yang dengan seenaknya menghancurkan pot kembang, kaca-kaca perkantoran, menggoda wanita dan anak-anak sekolah yang terlihat menggiurkan. Aku pernah menaiki atap mobil yang sedang berada ditengah kemacetan, beberapa diantaranya mengalami penyok oleh berat tubuhku. Tapi saat itu aku tidak peduli, aku hanya kecewa karena Persib kalah.
Tindakan brutal lainnya yang pernah aku lakukan adalah dengan perkasanya aku merusak sebuah kaca spion mobil Mitsubitshi Lancer keluaran terbaru di daerah Kebon Kelapa, lagi-lagi aku tidak merasa bersalah dengan tindakan ku itu. Begitu akan pulang ke rumah, serta merta aku dan bobotoh lainnya merangsek ke tengah jalan di depan kantor Pos besar untuk menghentikan kendaraan-kendaraan yang bisa kita tumpangi. Jika mereka menolak mengangkut kami, dengan mudahnya aku menghantamkan tongkat bendera Persib ke arah bodi mobil, aku kembali tertawa dengan bobotoh lainnya tanda aku bobotoh paling hebat. Di perjalanan pulang aksi kebrutalan ku pun belum juga selesai, ntah sudah diniatkan atau tidak, seseorang yang sudah dewasa memberiku beberapa kelereng dan menyuruhku melemparkannya ke arah orang China yang sedang berpesta disepanjang Jalan Sudirman Bandung, dasar anak bodoh aku pun menurutinya dengan riang gembira.
Semenjak SMA itu, aku mulai merubah track konvoi dengan mengikuti mereka bobotoh bermobil. Jangan salah, kebrutalan masih saja terjadi, hanya ada sedikit modifikasi saja. Kini yang aku lakukan adalah mengajak teman-teman ku untuk duduk diatap mobil dan berdiri di pintu atau bagasi. Ah pokoknya aku berdiri di tempat yang bisa eksis dan orang-orang bisa melihat aksi heroik ku untuk membela persib. Pernah beberapa kali aku menuruni jalan Dago dengan mengambil jalur sebelah kanan, padahal seperti yang kalian tahu, jalur itu adalah jalur untuk kendaraan yang datang dari arah bawah, tapi ya aku cuek bebek saja.
Lampu merah buat ku pun bukan halangan berarti, karena aku pikir siapa juga yang mau berurusan dengan kami para supporter Persib. Dan begonya Polisi juga diam saja, melihat aksi koboi kami ini. Di depan BIP (Bandung Indah Plaza) puluhan mobil pecinta Persib, berusaha menarik perhatian massa dengan menggerung-gerungkan deru mesin dan klakson mobil. Aku yakin, aksi kami itu banyak dibenci orang, namun sekali lagi kami tidak peduli.
Namun kini semuanya telah berakhir, aku sudah tidak lagi melakukan aksi-aksi konyol. Kini setiap Persib main biasanya aku langsung pulang, bahkan terkadang aku pun sudah jarang datang ke Stadion Siliwangi. Tapi jangan salah, aksi-aksi para pemain Persib tidak pernah aku lewatkan sama sekali. Kalau tidak nonton melalui tv aku pasti mendengarkannya melalui radio. Setiap langkah Persib sangat sayang untuk dilewatkan, bahkan sudah menjadi umum kalau aku dan teman-teman yang lain memiliki rutinitas yang sama. Setiap pagi saat bangun tidur, kegiatan yang pertama kali kita lakukan adalah membaca berita Persib. Pacar-pacar ku (kayak yang punya saja hihi..) sudah maklum, waktu ku tidak bisa diganggu kalau hari itu ada pertandingan Persib, otomatis mereka yang mengalah.
Meski sekarang aku sudah menjadi bobotoh yang lebih menak, tapi jangan pernah mencoba menghina Persib didepan mataku. Aku siap menghantam mukanya dengan tangan dan kakiku ini, aku pikir para pecinta Persib yang lainnya akan melakukan hal yang sama bila mendapati kejadian demikian. Aku bangga bergabung dengan jutaan pecinta Persib lainnya, kami rela mempersembahkan jiwa raga kami ini untukmu Persib.
Khusus buat laki-laki yang ada di kota Bandung yang sedang kuliah, bekerja dan yang menikahi istri-istri orang Bandung, kalian diwajibkan untuk mencintai dan mendukung Persib Bandung. Jika tidak, silahkan kalian keluar dari kota ini atau akan kami paksa kalian untuk keluar. Ini bukan masalah suka atau tidak suka, tapi ini masalah peraturan sebagai laki-laki.
Aing Pendukung Persib Kan Ku Bela Sampai Mati!